Cakralampung.com – JAKARTA — Pemerintah Provinsi Lampung terus menunjukkan daya tariknya di mata dunia usaha. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan 15 Letter of Intent (LoI) oleh sejumlah perusahaan nasional dan internasional dalam ajang Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 yang digelar di Ballroom Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Lampung bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) ini menjadi momentum penting dalam memperkuat posisi Lampung sebagai salah satu destinasi investasi strategis di wilayah Sumatra.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, menyampaikan bahwa antusiasme investor dalam kegiatan tersebut merupakan sinyal positif bagi perekonomian daerah.
“Penandatanganan 15 LoI ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan dunia usaha terhadap potensi Lampung. Ini bukti konkret bahwa iklim investasi di daerah kita semakin kondusif dan menjanjikan,” ujar Marindo.
Ia menjelaskan, proyek-proyek yang tertuang dalam LoI tersebut mencakup berbagai sektor strategis seperti infrastruktur transportasi, energi baru terbarukan, pelabuhan, pertanian modern, dan kawasan industri terpadu.
Rincian LoI yang ditandatangani antara lain proyek Betan Subing Terminal dan Double Track Railways (empat LoI), Floating Solar Power Plant Way Jepara dan Marga Tiga (lima LoI), Amilum Pharmacy (satu LoI), Bakauheni Harbour City (satu LoI), Sebalang Port (satu LoI), Kemiling Agripark (satu LoI), serta Kota Baru Lampung (dua LoI).
Untuk proyek Betan Subing Terminal dan Double Track Railways, kerja sama dilakukan dengan Nippon KOEI, PT Kobelco Trading Indonesia, Embassy of Belgium, dan PT Mitsui Indonesia. Sementara proyek Floating Solar Power Plant digarap bersama PT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya, dan PT Magical Crystal Indo.
Proyek Bakauheni Harbour City melibatkan N Mark Castro dari Filipina, sedangkan Sebalang Port dikerjasamakan dengan PT Bukit Kiara Lestari. Untuk Kemiling Agripark, investor yang berpartisipasi adalah Azwan Omar dari Malaysia. Sementara itu, proyek Kota Baru Lampung ditandatangani oleh PT Sinohydro Corp Ltd dan PT Tanyoe Sentosa.
Marindo juga menyampaikan bahwa menurut keterangan para investor dan calon investor, capaian Pemerintah Provinsi Lampung dalam forum tersebut terbilang membanggakan. Dari satu provinsi saja, tercatat 48 pihak hadir mewakili sekitar 28 negara.
Angka ini menjadi catatan penting, sebab dalam berbagai kegiatan serupa di tingkat nasional, bahkan dalam satu pulau pun, jumlah calon investor yang hadir biasanya tidak lebih dari 42 pihak. Namun kali ini, Lampung berhasil menarik perhatian lebih luas, hingga dihadiri 5-8 Duta Besar (Dubes) yang hadir langsung.
Setiap negara yang berpartisipasi turut menghadirkan perwakilan resmi pemerintahnya, baik dari kedutaan besar maupun atase ekonomi, serta melibatkan kamar dagang dan industri (chamber of commerce) dan pelaku bisnis swasta.
Kehadiran beragam unsur tersebut menunjukkan bahwa Lampung kini semakin diperhitungkan sebagai daerah potensial dalam peta investasi nasional dan internasional.
Menurut Marindo, capaian ini merupakan hasil nyata dari strategi Pemerintah Provinsi Lampung dalam membangun kolaborasi lintas sektor sekaligus mempercepat transformasi ekonomi menuju industri hijau dan pembangunan berkelanjutan.
“Kami tidak hanya fokus menarik investasi, tetapi juga memastikan kerja sama ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat — baik dalam menciptakan lapangan kerja, memperkuat sektor industri lokal, maupun mendorong pemerataan ekonomi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti LEIF menjadi platform strategis bagi pemerintah daerah untuk menjembatani kepentingan antara pemerintah dan pelaku usaha.
“LEIF 2025 menjadi ruang dialog yang terbuka, di mana pemerintah dapat mendengarkan langsung kebutuhan dunia usaha dan memastikan sinergi kebijakan berjalan efektif,” ujarnya.
Marindo menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan terus memperkuat promosi investasi, memperbaiki infrastruktur pendukung, serta memberikan kemudahan dalam proses perizinan dan pelayanan terpadu.
Dengan keberhasilan penandatanganan 15 LoI ini, Pemerintah Provinsi Lampung optimistis dapat meningkatkan arus investasi baru, mempercepat realisasi proyek strategis daerah, serta memperkuat peran Lampung sebagai motor ekonomi Sumatra bagian selatan.
“Kami ingin memastikan bahwa Lampung menjadi rumah yang nyaman bagi investor — daerah yang tidak hanya potensial, tetapi juga siap tumbuh bersama,” tutup Marindo. (*)
Lampung Kian Diminati Investor, 15 LoI Diteken di LEIF 2025



















