Cakralampung.com – Ribuan masyarakat yang hadir memadati halaman Masjid Agung Nurul Faizin Komplek Islamic Center Tanggamus terdiri dari berbagai kalangan usia, seluruh jemaah tersebut terlihat begitu khusyu’ mendengar siraman ilmu yang sesekali dibalut dengan senda gurau oleh da’i yang mendapat gelar Datok Seri Ulama Setia Negara tersebut.
Mengawali tausiahnya, UAS menyebut bahwa nama Kabupaten Tanggamus merupakan akronim dari Tangga Menuju Surga.
Dia pun berkelakar, bagi siapa saja yang ingin masuk surga, maka harus datang terlebih dahulu ke Tanggamus.
”Saya selalu berdoa untuk masuk surga. Tapi, baru tahu kalo tangganya ada di Lampung, tepatnya di Tanggamus. Tanggamus kepanjangan dari Tangga Menuju Surga. Surga itu ada diatas. Jadi, kalau ada yang bingung mencari tangganya maka datang ke Tanggamus,” kata UAS.
UAS juga mengatakan tangga itu multifungsi. Mau masuk ke masjid harus menggunakan tangga. Mau naik ke atas pentas panggung harus menggunakan tangga. Bahkan, untuk masuk ke dalam surga pun harus ada tangganya.
Oleh karena itu, dalam tausyiahnya Ustadz Abdul Somad menyampaikan pesan mengenai lima anak tangga menuju surga.
Ia mengatakan, anak tangga menuju surga yang pertama adalah kalimat tauhid, Lailahailallah. Tiada tempat menyembah, meminta, dan bergantung kecuali hanya kepada Allah.
Mengingat Allah SWT, kata UAS, adalah kunci untuk meraih keberkahan, ketenangan jiwa, dan keselamatan di dunia dan akhirat.
“Dengan selalu mengingat Allah, kita akan terhindar dari godaan, kesulitan, dan bahaya,” terang dia.
Cara yang efektif untuk mengingat Allah SWT yaitu Zikir, dengan berzikir, kita akan merasa lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan ketenangan jiwa.
Anak tangga yang kedua, lanjutnya, percaya kepada Nabi Muhammad SAW. Meskipun orang tersebut beriman dan percaya kepada Allah SWT tetapi tidak percaya atas kenabian Rasulullah Muhammad SAW, maka imannya ditolak.
Dan, tidak sah masuk Islam kalau tidak menyebut namanya (Muhammad SAW), tidak sah sholatnya kalau tidak menyebut namanya, tidak sah adzan nya kalau tidak menyebut namanya (Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah), tidak sah do’anya kalo tidak menyebut namanya (Washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin).
Diterangkan UAS, banyak keuntungan dalam bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Barang siapa yang bersholawat satu kali, maka akan mendapat 10 kebaikan, diangkat 10 derajat kemuliaan, 10 dosa dihapuskan.
”Tapi, ingat yang dihapuskan itu dosa, hutang tidak. Jangan pulang dari sini ditagih hutang bilang sudah dihapus,” guyonnya yang sontak disambut ketawa dari jama’ah yang hadir.
Cinta kepada Nabi Muhammad bukan hanya sekadar ungkapan kata-kata, tetapi suatu bentuk penghormatan dan ketaatan kepada ajaran-Nya.
Ustadz Abdul Somad menyampaikan bahwa cinta kepada Nabi Muhammad bukan hanya tanggung jawab seseorang terhadap dirinya sendiri, tetapi juga merupakan fondasi kebahagiaan dalam kehidupan dan akhirat.
“Semua harta dan hubungan di dunia ini akan terpisah di hari kiamat, tapi cinta kepada Nabi akan menjadi penolong kita,” ujarnya.
Lalu anak tangga menuju surga selanjutnya yaitu sholat. Dia menjelaskan, bahwa sholat adalah tiang agama yang harus ditegakkan, serta sholat adalah amalan pertama yang akan dihisab pada hari kiamat. Apabila sholat kita baik, maka amal lainnya pun akan baik. Namun, apabila sholat kita rusak, maka amalan lainnya juga akan rusak.
Diketahui acara tablik akbar ini dihadiri Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, ayahanda dari Gubernur Lampung Faisol Djausal dan Ketua Komisi IV DPRD Lampung yang juga merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Tanggamus Mukhlis Basri.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Tanggamus H. Moh. Saleh Asnawi, Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tanggamus Hj. Siti Mahmuda Saleh, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tanggamus, Anggota DPRD Provinsi Lampung AM. Syafi’i, Ketua DPRD Tanggamus Agung Setio Utomo, unsur Forkopimda Kabupaten Tanggamus, Sekretaris Daerah, Ketua Dharma Wanita Persatuan, Anggota DPRD Tanggamus, Kepala OPD serta para tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kabupaten Tanggamus. (rls)



















